Thor: Ragnarok adalah film superhero paling lucu yang pernah dikeluarkan oleh Marvel Studio. Definitely yang terbaik dari seri film solo Thor. Narasinya banyak bermain-main dengan gimmick
dewa-dewi Asgard, bersenang-senang dengan trope karakter-karakter
superhero Marvel. Yang perlu diingat adalah bermain-main bukan berarti
enggak serius. Bersenang-senang bukan berarti melupakan nilai seni. PADA
FILM INI SENI ADALAH KOMEDI, pada bagaimana dia bermain-main.
Komedi yang quirky menjadi pesona utama yang membuat film
ini berdiri paling tinggi, bahkan di antara film-film superhero komik
yang lain. Tidak hanya membuat tokoh dengan kekuataan super itu membumi
layaknya manusia seperti kita-kita, yang mana begitulah formula
superhero yang baik; setiap tokoh pahlawan harus bisa kita lihat sebagai
orang biasa. Dalam film ini para tokoh dibikin ‘enggak keren’. Mereka
begitu off-beat. Thor adalah seorang yang konyol, yang sering
gak nangkep suatu poin, sekaligus sosok yang kharismatik dan tangguh.
Loki, menyamar menjadi Odin, menciptakan teater sandiwara yang bercerita
tentang epos kepahlawanan dirinya, hanya supaya rakyat lebih ngeworship
dirinya yang dipercaya publik sudah meninggal.
Gestur-gestur kecil buah dari reaksi emosional manusiawi membuat film
ini menyenangkan. Gini, jika kalian pernah membayangkan gimana kalo
kita menjadi dewa atau punya kekuatan, maka dalam bayangan tersebut
sosok kita pasti bakal keren banget. Sok cool gitu. Namun tidak
seperti itu di dalam kenyataan, kecanggungan kita enggak hilang hanya
karena kita seorang dewa. Memegang pedang keren bukan berarti kita
otomatis berhenti nyengir di depan kamera. Tampil gagah dan tampak keren
bukanlah job desk seorang pahlawan atau dalam film ini, dewa.
Thor: Ragnarok enggak berpaling dari reaksi-reaksi manusiawi, ia malah
mengambil sisi humor darinya. Kita akan melihat Hulk mengumpat kesal,
Dewi Kematian ngibasin rambut panjangnya sebelum berantem, dan tak
jarang seorang karakter meralat kata-kata bijak yang sedetik lalu ia
ucapkan, karena keadaan berubah natural dengan cepat dan udah gak sesuai
lagi ama konteks yang ia sampaikan.
sumber: https://mydirtsheet.com/2017/10/25/thor-ragnarok-review/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar