Kamis, 14 Maret 2019

FILM CAPTAIN AMERICA:THE WINTER SOLDIER

The Winter Soldier dibesut duo sineas Joe dan Anthony Russo dengan mengambil jalan setapak yang ditinggalkan Christopher Nolan lewat trilogi Batman "The Dark Knight". Di film Batman rasa Nolan itu, yang menjadi referensi bukan film superhero sejenis, melainkan film dengan adegan aksi yang intens macam Heat (1995).  (Omong-omong, anehnya, jalan ini tidak diikuti oleh Superman-nya Zack Snyder, Man of Steel [2013]. Snyder malah mengambil jalan adegan aksi superhero The Avengers-nya Marvel ketimbang The Dark Knight-nya Christopher Nolan.)  Syahdan, kita bertemu sang kaptennya negeri Amerika, Steve Rogers (Chris Evans) yang murah senyum dan memikat, hidup di masa kini. Di The Winter Soldier, hanya disebut "after New York." Ini meninggalkan makna ambigu. Di satu sisi, bagi kita yang hapal film-film keluaran Studio Marvel kalimat itu mengacu pada saat New York porak poranda oleh serangan makhluk dari dunia lain di The Avengers. Namun, di dunia nyata, New York juga menjadi target serangan teroris pada 11 September 2001 atau dikenal sebagai peristiwa 9/11 (nine/eleven). Sejak peristiwa 9/11, dunia yang kita tinggali kini kerap dibagi dalam dua periode, sebelum 9/11 dan pasca 9/11. 
Nah, The Winter Soldier mengambil masa "after New York" baik tersurat (sejalur dengan jagat film-film Marvel) maupun tersirat (sejalur dengan dunia nyata pasca 9/11). Dunia yang kita saksikan pasca 9/11 adalah kebobrokan institusi pemerintah AS yang mempermainkan amanat rakyat. Kita ingat, AS menginviasi Irak dengan dalih kebohongan, bilang ingin memusnahkan senjata pemusnah massal yang nyata-nyata tak ada lagi senjata macam itu di Irak. Rakyat merasa dibohongi dan kepercayaan mereka pada institusi negara pun jatuh ke titik terendah. Hal ini yang diacu The Winter Soldier. Di jagat Marvel, institusi macam begitu adalah S.H.I.E.L.D. (Strategic Homeland Intervention, Enforcement, and Logistics Division) yang bisa secara harfiah bermakna perisai, pelindung rakyat AS dari serangan makhluk asing maupun penjahat berkekuatan super. 
Di The Avengers kita melihat lembaga ini mengumpulkan para superhero (Iron Man, Hulk, Thor, dan Captain America) untuk menangkis serangan makhluk-makhluk jahat dari dunia lain. Sedang The Winter Soldier, kita melihat lembaga super ini nyatanya sudah disusupi Hydra, komplotan Nazi jahat (sudah Nazi, jahat lagi!) yang sudah diporak-porandakan di film Captain Amerika pertama. Syahdan, di film ini kita bertemu Alexander Pierce (dimainkan Robert Redford), pimpinan S.H.I.E.L.D yang ternyata adalah orang Hydra. Selepas film pertama, cita-cita Hydra ternyata untuk menguasai dunia masih hidup. Lewat S.H.I.E.L.D., Hydra punya rencana membunuhi orang-orang tak bersalah yang di masa depan bakal menyusahkan rencana mereka menguasai dunia.             
Pemilihan Redford sebagai tokoh jahat di film ini juga dimaknai filmnya mengacu pada kondisi masyarakat AS di tahun 1970-an silam. Kala itu, institusi kepresidenan digoncang oleh skandal Watergate. Presiden AS waktu itu, Richard Nixon dipaksa mundur karena mendalangi skandal tersebut. Redford menjadi bagian dari dekade itu saat ia memerankan wartawan Washington Post yang mengungkap skandal Watergate, Bob Woodward di film All the President's Men (1976).        
Kondisi masyarakat Amerika kontemporer yang dekaden ini kontras dengan sosok Captain America yang berasal dari tahun 1940-an. Di masa itu, penjahaat dan orang baik dibatasi oleh garis pemisah yang jelas: tentara Amerika di pihak baik, Nazi dengan Hydra-nya di pihak jahat. Namun kini, di dunia "pasca New York" Captain America harus berhadapan dengan prajurit seperti dirinya yang djuluki Winter Soldier (Sebastian Stan). Captain America yang hidupnya lurus-lurus saja tak pernah mengira di balik sosok Winter Soldier ternyata adalah bekas kawan lamanya, Bucky Barnes. Bagi generasi 1940-an, yang sering disebut The Greatest Generation karena memenangkan Depresi Ekonomi dan Perang Dunia II, dunia yang mereka tinggali tidak sekompleks sekarang. Dulu, dalam alur pengisahan hikayat Captain America, misalnya, keadaannya begitu sederhana: pemerintah AS di pihak yang baik, melakukan percobaan melahirkan tentara super, lalu lahir Captain America yang diterjunkan ke medan Perang Dunia II melawan sempalan Nazi, Hydra.

sumber: http://style.tribunnews.com/2018/08/10/sinopsis-captain-america-winter-soldier-sang-kapten-melawan-hydra-yang-bahaya-saksikan-malam-ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar